15 Juni 2009

Duta Baca Masuk Desa

Pertengahan minggu lalu, dalam acara Gemari Show, Gerakan Masyarakat Mandiri, di televisi nasional, yang disponsori Yayasan Damandiri, terjadi kejutan. Acara yang biasanya diisi dialog Menteri dan pemimpin bangsa tentang masalah-masalah aktual itu berubah menjadi gelar pemilihan juara Duta Baca Nasional. Acara itu secara kumulatif diikuti lebih dari 876 peserta dari seluruh Indonesia. Para peserta terdiri dari remaja yang duduk di Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama dan Sekolah Lanjutan Atas. Acara dua tahunan itu disponsori Klub Perpustakaan Indonesia (KPI), yang tidak bosan-bosannya mengajak remaja untuk mencintai buku, membaca, memahami isinya, dan diharapkan meneladani makna yang berguna untuk membangun keluarga dan bangsa yang adil dan sejahtera.



Pemilihan Duta Baca 2009 dilakukan secara bertahap dari tingkat daerah, namun karena diselenggarakan secara sederhana oleh organisasi swasta, gaungnya belum menonjol. Ada kesan bahwa pemilihan Duta Baca tersebut kalah bersaing dengan pemilihan ratu kecantikan atau pemilihan penyanyi melalui televisi dengan latar belakang yang gemerlapan. Karena itu, biarpun kegiatan ini telah berlangsung beberapa tahun, jarang atau relatip sedikit yang mengetahui adanya kegiatan tersebut dibandingkan dengan jumlah anak usia sekolah yang melimpah.

Padahal Panitia sudah bekerja sangat keras. Juara Duta Baca tahun ini memperoleh piala dari Ibu Negara, Ibu Ani Bambang Yudhoyono dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla, suatu kehormatan yang sangat tinggi dan bisa dijadikan tradisi untuk tahun-tahun yang akan datang. Kenyataan itu merangsang Yayasan Damandiri, yang peduli terhadap pembangunan sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan dan pengembangan ekonomi kerakyatan untuk mendukung kegiatan KPI, yang dipimpin oleh Ibu Adwiyani Subagyo itu menampilkan proses pemilihan juara Duta Baca di layar televisi. Yayasan Damandiri berharap penampilan juara Duta Baca tersebut merangsang semua pihak memberi perhatian yang lebih tinggi terhadap kegiatan serupa di masa depan. Upaya membangun budaya baca menjadi agenda nasional yang menarik dan gegap gempita.

Kita menyarankan agar para peserta Duta Baca, utamanya juara-juara dari berbagai tingkatan segera membentuk klub atau Kelompok Gemar Membaca dengan keanggotaan teman-teman sekolahnya serta remaja sebaya yang tidak sempat bersekolah atau drop out karena alasan kemiskinan atau orang tua mereka kena musibah. Dalam klub atau kelompok itu dilakukan tukar menukar buku, diadakan diskusi tentang buku yang dibaca, diadakan lomba tentang pemanfaatan materi atau isi buku yang dibaca. Para remaja dan orang tua sekitar diajak menjadi penasehat, atau diundang dalam diskusi buku. Dengan cara itu setiap anggota berlatih menjadi pemimpin diskusi, menguasai materi buku yang dibaca, menjadi pembahas, menjawab pertanyaan atas dasar fakta bacaan, dan tidak ngenyel debat kusir, melindungi diri karena tidak menguasai materi yang diperdebatkan. Remaja berdebat bukan untuk menang debat, tetapi menambah pemahaman atas materi yang dibaca dan, apabila memungkinkan, mempergunakan materi yang dibacanya itu untuk memperkuat pengembangan dirinya.

Para juara Duta Baca dan anggota Klub atau Kelompok Gemar Membaca sebaiknya diprogramkan bergabung dengan remaja pedesaan dan mengadakan acara pada setiap hari Sabtu atau Minggu, sambil berekreasi mengenal pedesaan, mengajak anak-anak desa, baik yang sedang sekolah maupun yang putus sekolah, ikut serta dalam kegiatan pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Kebersamaan anak-anak remaja itu, sebaiknya diatur dalam kelompok-kelompok kecil, seperti klub, seperti dalam gerakan Pramuka, diarahkan untuk merangsang pertumbuhan Posdaya di pedesaan. Bersama dengan keluarga di kampung yang dipilihnya, anak-anak remaja itu merangsang pembentukan Posdaya, kalau di desa atau dukuh itu belum mada kegiatan Posdaya. Kalau di desa itu Posdaya sudah terbentuk, anak-anak remaja itu bisa membantu mempersiapkan kegiatan rutin Posdaya dengan sajian khusus, yaitu membacakan, atau meringkaskan isi buku-buku yang berguna untuk masyarakat setempat.

Buku yang dibaca pada setiap pertemuan harus diusahakan buku yang sangat bervariasi, berguna untuk meningkatkan kegiatan wirausaha, misalnya pengalaman pengusaha yang berhasil, jenis usaha yang sedang menonjol, atau kesempatan dan cara-cara memperolah dana dari bank dengan mudah. Bisa juga tentang cara memperoleh bahan baku, cara pengolahan yang lebih modern, atau tehnik pemasaran yang menghasilkan untung besar. Bahkan, apabila memungkinkan, Posdaya itu bisa ditolong dengan model pemasaran melalui internet yang dipelajari di sekolah. Atau ditawari dibuatkan situs yang dititipkan pada komputer yang ada di sekolahnya sehingga para anggota Posdaya yang mempunyai produksi khusus dan menarik bisa menerima pesanan melalui internet yang dibantu oleh siswa yang datang ke desa tersebut.

Anak-anak remaja itu bisa juga membantu dalam pendidikan dan ketrampilan lainnya. Mereka bisa membantu mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan mengajak para orang tua untuk tidak menunggu anak-anaknya tetapi langsung berlatih ketrampilan. Pada waktu anak balitanya ikut PAUD, orang tua berlatih, dan setelah selesai kursus langsung mengambil anaknya kembali untuk pulang bersama. Apabila orang tuanya sudah mahir bisa dititipkan kepada pengusaha setempat sehingga kegiatan PAUD bisa dibiayai untuk lebih panjang dan orang tuanya bisa bekerja lebih leluasa untuk mengembangkan keluarga sejahtera.

Duta Baca masuk desa bisa menjadi tema yang menarik untuk membangun budaya baca di kalangan masyarakat luas. Kegiatan ini harus, bukan saja perlu, didukung oleh banyak kalangan, utamanya pemerintah daerah, bupati, walikota, camat, kepala desa, dan jajaran pendidikan seperti kepala sekolah, guru, dan siapa saja yang peduli terhadap masa depan anak bangsa. Dengan menjadi Duta Baca dan memperkenalkan kemampuannya kepada masyarakat luas di pedesaan, niscaya akan memupuk rasa percaya diri dan kemampuan, yang sangat berguna mengantar anak muda bangsa menjadi pemimpin masa depan yang bermutu dan dicintai rakyat. Insya Allah.

0 komentar:

 
Gerakan Membaca © 2007 Template feito por Templates para Você